Beternak Kroto hasilnya nyoto


Beternak serangga adalah pekerjaan rumah yang tidak banyak menggunakan tenaga, baik biaya maupun uang kalu dibandingkan kerja keras banting tulang, tetapi banyak menghasilkan uang hingga puluhan juta per bulannya, yakni tergantung banyak sedikitnya jumlah sarang serangga yang dimiliki.
Anda cuma sekali mengeluarkan uang, tenaga dan biaya yaitu pada pertama kali mempersiapkan lahan atau tempat bertelornya, selanjutnya Anda tinggal memungut hasilnya tanpa butuh tenaga dan biaya lagi selamanya.
Anda ingin tahu, bagaimana cara berternak serangga, bacalah petunjuk berikut ini
Alat Berburu Serangga
1.      Tepung Tapiuka
2.      Sarung Tangan
3.      Alat pemotong sarang serangga
4.      Wadah serangga jika diperlukan
Tepung Tapiuka dan sarung tangan dimaksudkan agar Anda tidak digigit serangga
Waktu Berburu Serangga
Berburu serangga tidak dapat dilakukan dengan asal-asalan dan sembarangan waktu, kesalahan cara berburu dapat menyebabkan kegagalan dalam beternak serangga alias tidak menghasilkan apa-apa.
Waktu berburu tidak dilakukan pada waktu serangga sedang bertebaran diluar sarangnya. jadi yang paling tepat dilakukan pada waktu semua serangga sedang berkumpul kedalam sarangnya. Biasanya semua serangga telah berkumpul di dalam sarangnya pada waktu sedang atau setelah hujan, atau waktu malam. Maka apabila dilakukan penganmbilan sarang serangga pada waktu itu dapat dipastikan tak ada satu seranggapun yang ketinggalan saat Anda telah mengambilnya dari sarangnya.
Tiap-tiap kelompok serangga itu dibagi menjadi tiga kelompok yaitu:
-          Kelompok prajurit yang khusus bertujuan untuk menjaga ratu dan sarangnya dan selalu menyerang siapapun mendekat atau mau mengganggunya. Pasukan prajurit serangga ini tidak bekerja, ia cuma bertugas sebagai keamanan sarang dan ratu saja

-          Kelompok pekerja yang bertujuan untuk mencari makanan sebanyak-banyaknya untuk keperluan ratu atau serangga petelor.

-          Kelompok Ratu. Kelompok Ratu ini khusus sebagai serangga petelor, ia tidak bekerja dan tidak mau menyerang orang yang datang menggaunggunya
Nah, itulah sebabnya Anda harus memilih waktu yang tepat saat berburu serangga, kalau serangga ada yang ketinggalan saat Anda berburu, terutama Ratunya, maka pekerjaan Anda menjadi sia-sia karena serangga tidak akan bertelor. Anda mengerti, kan.
Jika Anda kesulitan mendapatkan bibit serangga atau kroto basa Jawa, Anda dapat membelinya pada pembudidayaan lain. Bibit kroto biasanya dijual dalam kemasan stoples atau botol plastik bening. harganya sekitar 150 – 200 ribu rupiah dalam satu botol plastik berukuran 1 liter
Membuat Meja/Rak Sebagai Sarang Yang Baru
Pembuatan meja atau rak untuk sarang serangga yang baru dapat dibuat beberapa tingkat,minimal 2 tingkat tetapi jangan lupa pembuatan kaki meja atau rak terbut
Kemudian pada kaki meja atau rak tersebut diletakkan di atas ember atau sejenisnya yang diisi air dengan tujuan agar serangga tidak dapat melarikan diri dari sarang barunya itu.
Anda harus memperhatikan setiap hari keadaan air dalam ember tersebut, jika airnya berkurang hendaklah ditambahkan, jika airnya kering maka serangga akan dapat melarikan diri.
Anda tidak boleh mengganti air dalam ember dengan minyak atau oli dengan alasan agar tidak mudah kering, karena minyak atau oli itu dapat menimbulkan bau tidak sedap dan kematian bagi semua serangga tersebut.
Mempersiapkan Tempat Bertelor
Setelah pembuatan Meja atau Rak selesai langkah selanjutnya ialah pembuatan sarang buatan. Pembuatan sarang bisa berupa botol bekas aqua atau pipa raralon sebagai berikut:
-          Potong paralon berdiameter 12 cm dengan panjang 50 cm atau disesuaikan lebar rak. Bisa juga boto aqua atau toples, namun paralon paling mampu bertahan lama. Kemudian susun dalam rak, media langsung digunakan
-          Biarkan kedua sisi paralon tetap terbuka agar bisa menghasilkan instalasi udara
-          Disusun dengan baik agar tidak mudah bergerak atau berpindah
-          Disusun sedemikian banyak agar serangga bisa memilih peralon mana yang disukainya untuk bertelor nanti

Sarang buatan dari pipa paralon akan meminimalkan kematian dan lebih memudahkan pasca panen serta mudah dibersihkan


Pemberian Jarak Antar Rak/Meja Yang satu Dengan Yang Lain
Tiap-tiap buruan serangga yang diambil dari pohon yang berbeda maka masing-masing sarang yang diambil dari pohon itu harus dipisahkan mejanya dan diberikan jarak sekitar setengah meter, kecuali sarang-sarang itu berada dalam satu pohon. Jika tidak dipisahkan maka serangga akan berkelahi dan tidak waktu untuk bertelor lagi dan akhirnya mati semua.
Menempatkan Barang Buatan
Yang perlu diperhatikan saat penempatan meja atau rak serangga ialah benda yang ada disekitarnya, seperti:
-          Menaruh plastik seperti mangkok, ember atau lainnya pada kaki meja atau rak
-          Tidak bersentuhan langsung ke dinding, pohon atau kayu yang memungkin serangga akan melarikan diri
-          Jauh dari jangkauan anak-anak
-          Mendapatkan intensitas cahaya yang cukup sekitar 0,01-0,06 lm/m2 saja.
-          Mendapatkan instalasi udara yang cukup agar dia bisa bertahan hidup dan mau bertelor
-          Jangan terkena sinar matahari secara terus menerus dalam hal ini butuh atap apabila di alam bebas
-          Tidak ditempatkan di area lalu lintas seperti dapur, kamar mandi dan lainnya yang menyebabkan serangga terganggu dan tidak mau bertelor
-          Bersihkan tempat dari semut merah Kecil-kecil atau serangga pengganggu yang lainya.
-          Jika menempatkan sarang di dalam rumah harus ada jendelanya
-          Penempatan semut serangga akan lebih baik jika berada ditempat tertutup
Makanan Serangga
Memberikan makanan serangga paling mudah karena ia bisa memakan apa saja seperti, ulat, belalang, ikan, cecak, perut ikan, ikan kering, jangkrek dan lain-lain.
Disamping itu sediakan pula minuman serangga berupa air gula 2 sendok makan dalam 200 ml air bersih karena selain protein, budidaya serangga juga membutuhkan gula. Di alam semut, serangga juga telah mendapatkan asupan karbohidrat dari gula. Biasanya berupa nektar yang dihasilkan kutu daun seperti aphid.
Biasanya air larutan gula akan habis dalam 2 sampai 3 hari
Masa Panen
Masa penen telor serangga biasa berkisar antara 15-20 hari, sebelum telor tersebut berubah menjadi semut serangga. Jika Anda ingin mengembangbiakkan serangga menjadi semakin banyak untuk mengisi semua paralon, biarkan sampai menetas lagi selama 6 bulan pertama. Hingga pada bulan selanjutnya Anda dapat panen 2x sebulan
Peralatan Saat Panen
Peralatan saat panen telor serangga adalah sebagai berikut:
-          Sediakan wadah plastek atau baskom tempat penampungan telor serangga
-          Sediakan saringan dari kawat ram untuk memisahkan semut serangga dengan telornya
-          Pakailah sarung tangan karet agar tidak digigit serangga
-          Olesi tangan Anda dengan tepung tapiuka agar serangga tidak bisa menggigit Anda
-          Bersihkan paralon
-          Letakkan saringan kawat ketempat rak agar serangga kembali ke sarangnya buatan


Harrga Per kg Telor Serangga
Harga Telor Serangga cukup mahal, satu botol plastik berukuran 1 liter harganya sekitar 150-200.000 rupiah
Penghasilan Per Bulan
Penghasilan perbulan cukup lumayan sebagai pekerjaan rumah tangga tanpa modal dan biaya yang memedai,
Penghasilan per bulannya bisa mencapai 10-an juta ke atas tergantung banyaknya koloni yang dimiliki. Bahkan ada seorang dokter yang rela melepaskan jabatannya dari kedokteran semata-mata karena ingin menekuni pekerjaannya beternak serangga dengan penghasilan di atas 39 juta per bulannya

Budidaya bawang merah, untungnya wah

Manfaat bawang merah yang membuatnya fenomenal di dunia medis adalah kemampuannya dalam memerangi kanker dan berbagai penyakit berbahaya. Ia juga dapat dijadikan sumber antioksidan yang sangat ampuh untuk memerangi radikal bebas di dalam tubuh.
Bawang merah pada umumnya digunakan sebagai bumbu masakan. Bawang merah kerap kali menjadi bumbu wajib pada masakan, karena bawang merah menjadi semacam penguat rasa bagi masakan. Selain itu, bawang merah adalah makanan padat nutrisi yang berarti yang rendah kalori dan tinggi nutrisi bermanfaat seperti vitamin, mineral dan antioksidan.
Kandungan Gizi Bawang Merah
Satu cangkir bawang merah cincang mengandung sekitar :
64 kalori
15 gram karbohidrat
0 gram lemak
0 gram kolesterol
3 gram serat
7 gram gula
2 gram protein dan 10%
Lebih dari kebutuhan harian vitamin C, vitamin B-6 dan mangan
Memiliki sejumlah kandungan kalsium, zat besi, asam folat, magnesium, fosfor dan kalium antioksidan quercetin dan sulfur.
Tingginya kandungan gizi ini membuat bawang merah tidak kalah baiknya dengan bawang putih yang sama sama sangat ampuh menangkal penyakit berbahaya dan menjaga kesehatan tubuh.
Manfaat bawang merah dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu :
Bagi kesehatan tubuh
dan media pengobatan
Manfaat Bawang Merah Bagi Tubuh
Mengkonsumsi bawang merah dalam masakan tentunya sangat sedap. Namun bagaimana kalau bawang merah yang masih mentah? sepertinya agak berfikir sejenak untuk memakannya bukan, tapi jangan dulu seperti itu karena manfaat bawang merah yang akan kita peroleh, cukup mengobati ketidakenakan karena memakannya. Berikut diantaranya adalah :
1. Pencegahan Kanker
Sayuran allium telah dipelajari secara ekstensif dalam hubungannya dengan kanker, terutama lambung dan kanker kolorektal. Efek yang menguntungkan dari bawang merah, cenderung karena sebagian senyawa organosulfur mereka yang kaya. Meskipun mekanisme yang tepat dimana senyawa ini menghambat kanker belum diketahui. Namun beberapa hipotesis memungkinkan penghambatan pertumbuhan tumor dan mutagenesis.
Bawang juga merupakan sumber vitamin C sebagai antioksidan yang dan membantu untuk memerangi pembentukan radikal bebas yang diketahui sebagai penyebab kanker.
2. Kanker Prostat
Dalam sebuah studi yang diterbitkan oleh Journal of National Cancer Institute, para peneliti menggunakan studi kasus terkontrol yang berbasis pada populasi untuk menyelidiki hubungan antara asupan allium sayuran dan kanker prostat. Mereka menemukan bahwa pria dengan asupan allium sayuran yang tertinggi, memiliki risiko terendah terhadap kanker prostat.
3. Esofagus dan kanker perut
Asupan allium dalam sayuran yang berbanding terbalik dengan risiko terserang kanker perut. Beberapa penelitian pada manusia berbasis survei telah menunjukkan potensi dampak protektif konsumsi alliums, serta laporan dari penghambatan tumor setelah pemberian senyawa allium pada hewan percobaan.
4. Mengatur Tidur dan Suasana hati
Folat ditemukan dalam bawang, dapat membantu depresi dengan mencegah kelebihan homosistein dari pembentukan dalam tubuh, yang dapat mencegah darah dan nutrisi lain untuk mencapai otak. Homosistein mempengaruhi produksi hormon serotonin, dopamine, dan norepinephrine, yang mengatur tidak hanya suasana hati, tetapi juga tidur dan nafsu makan dengan baik.
5. Baik Untuk Jantung
Kandungan sulfida methylallyl dan asam-amino sulfur pada bawang merah, memberikan efek penurunan pada kadar kolesterol jahat dalam darah dan peningkatan pada kadar kolesterol baik. Manfaat bawang putih juga mengontrol tekanan darah tinggi dan membuka arteri yang tersumbat, sehingga mampu meningkatkan kesehatan jantung.



Manfaat Bawang Merah Sebagai Media Pengobatan
Banyak pengobatan tradisional yang dilakukan dengan  kunyit, temulawak maupun jahe. Namun bawang merah juga mampu meringankan beberapa gangguan kesehatan. Diantaranya adalah :
Mengatasi perut kembung pada anak-anak – Anak-anak dapat dengan mudah terkena masuk angin, yang menyebabkan perut kembung. Untuk mengatasinya caranya mudah, ambil bawang merah yang bersih kemudian haluskan. Berikan sedikit minyak telon, kemudian balurkan pada bagian pusar si kecil.
Meredakan batuk – Batuk sering terjadi pada cuaca dingin dan menyerang anak-anak. Resep penyembuhannya dengan menggunakan parutan bawang merah yang ditambahkan minyak telon balurkan sekujur punggung dengan sedikit diurut.
Resiko Kesehatan Bawang Merah
Meskipun tidak sangat serius, makan bawang dapat menyebabkan masalah bagi sebagian orang. Karbohidrat dalam bawang dapat menyebabkan gas dan kembung, menurut National Digestive Diseases Information Clearinghouse. Bawang, terutama jika dikonsumsi mentah, dapat memperburuk mulas pada orang yang menderita sakit maag kronis atau penyakit refluks lambung, menurut salah satu studi 1990 di American Journal of Gastroenterology.
Mengkonsumsi sejumlah bawang atau meningkatkan konsumsi bawang dapat mengganggu dengan obat pengencer darah, menurut University of Georgia. Bawang hijau mengandung jumlah vitamin K yang tinggi, yang dapat menurunkan fungsi darah.
Bawang merah juga memungkinkan untuk intoleransi makanan atau alergi terhadap bawang, tetapi kasus-kasus yang jarang terjadi, menurut sebuah artikel di Journal of Allergy and Clinical Immunology. Orang yang mengalami alergi bawang merah mungkin mengalami kemerahan, mata gatal dan ruam jika bawang merah bersentuhan dengan kulit. Orang dengan intoleransi terhadap bawang merah mungkin mengalami mual, muntah dan ketidaknyamanan lambung lainnya.
Cara Memilih dan Menyimpan Bawang merah
Bawang merah yang baik dikonsumsi, harus bersih, keras dan memiliki kulit kering. Hindari bawang yang menunjukkan tanda-tanda pembusukan. Bawang harus disimpan pada suhu kamar, jauh dari cahaya terang dan di tempat yang berventilasi baik. Semua jenis bawang harus disimpan jauh dari kentang, karena mereka akan menyerap kelembaban gas kentang dan menyebabkan kentang menjadi lebih mudah rusak.
Bawang yang memiliki rasa lebih tajam, akan bertahan lebih lama dibandingkan dengan bawang yang lebih manis seperti bawang putih, karena senyawa yang menghasilkan rasa yang tajam tersebut adalah pengawet alami juga.
Jangan menyimpan bawang yang ingin dimasak, dalam mangkuk atau wadah berbahan logam karena hal ini akan menyebabkan bawang berubah warna. Pembekuan bawang cincang akan menyebabkan bawang kehilangan banyak rasa. Penggunaan bawang merah pada masakan memang sangat erat disandingkan dengan rekannya yaitu bawang putih

Budidaya Alpukat, hasilnya nikmat


Budidaya buah alpukat unggul agar alpukat berkualitas tinggi. Alpukat, Tanaman ini berasal dari Meksiko dan Amerika Tengah dan kini banyak dibudidayakan di Amerika Selatan dan Amerika Tengah sebagai monokultur tanaman dan sebagai tanaman pekarangan di daerah-daerah tropis lainnya di dunia. Alpukat memiliki banyak manfaat. Bijinya yang digunakan dalam industri pakaian sebagai pewarna yang tidak mudah luntur. Batang pohonnya dapat digunakan sebagai bahan bakar. Kulit pohonnya digunakan sebagai pewarna coklat pada produk dari kulit. Daging buahnya dapat digunakan sebagai hidangan dan digunakan untuk jus buah sehat dan segar serta bahan dasar untuk beberapa produk kosmetik dan kecantikan.

Syarat Tumbuh
Iklim
Angin diperlukan oleh tanaman alpukat, terutama untuk proses penyerbukan. Namun, angin dengan kecepatan 62,4-73,6 km/h dapat mematahkan ranting dan batang tanaman alpukat yang lunak, rapuh dan mudah patah.
Curah hujan minimum untuk pertumbuhan adalah 750-1000 mm/tahun. Ras Hindia Barat dan persilangannya tumbuh dengan subur pada dataran rendah.
Iklim tropis dengan curah hujan 2500 mm/tahun. Untuk daerah dengan curah hujan kurang dari kebutuhan minimal 2-6 bulan kering, tanaman alpukat masih dapat tumbuh asal tanah terdapat air dengan kedalaman hingga 2 m.
Kebutuhan cahaya matahari untuk pertumbuhan berkisar 40-80%. Untuk ras Meksiko dan Guatemala lebih tahan terhadap cuaca dingin dan iklim. kering, bila dibandingkan dengan ras Hindia Barat.
Suhu optimal untuk pertumbuhan alpukat berkisar 12,8-28,3 oC. Mengingat tanaman alpukat dapat tumbuh di dataran rendah sampai dataran tinggi, tanaman alpukat dapat mentolerir suhu antara 15-30 oC atau lebih.
Besarnya suhu kardinal tanaman alpukat tergantung setiap ras masing-masing , antara ras lain Meksiko memiliki toleransi kekuatan hingga -7 oC, Guatemala sampai -4,5 oC, dan Hindia Barat sampai 2 oC.
Media Tanam
Tanaman alpukat agar tumbuh optimal memerlukan tanah gembur, tidak mudah tergenang air, (sistem drainase/pembuangan air yang baik), subur dan banyak mengandung bahan organik.
Jenis tanah yang baik untuk pertumbuhan alpukat adalah jenis tanah lempung berpasir (sandy loam), lempung liat (clay loam) dan lempung endapan (aluvial loam).
Keasaman tanah yang baik untuk pertumbuhan alpukat berkisar antara pH sedikit asam sampai netral, (5,6-6,4). Bila pH di bawah 5,5 tanaman akan menderita keracunan karena unsur Al, Mg, dan Fe larut dalam jumlah yang cukup banyak. Sebaliknya pada pH di atas 6,5 beberapa unsur fungsional seperti Fe, Mg, dan Zn akan berkurang.
Ketinggian Tempat
Pada umumnya tanaman alpukat dapat tumbuh di dataran rendah sampai dataran tinggi, yaitu 5-1500 m dpl. Namun tanaman ini akan tumbuh subur dengan hasil yang memuaskan pada ketinggian 200-1000 m dpl. Untuk tanaman alpukat ras Meksiko dan Guatemala lebih cocok ditanam di daerah dengan ketinggian 1000-2000 m dpl., sedangkan ras Hindia Barat pada ketinggian 5-1000 m dpl.
Teknik Budidaya Alpukat
Pembibitan
Persyaratan Bibit
Bibit yang baik antara lain yang berasal dari
Buah yang sudah cukup tua.
Buahnya tidak jatuh hingga pecah.
Pengadaan bibit lebih dari satu jenis untuk menjamin kemungkinan adanya persarian bersilang.
Penyiapan Bibit
Sampai saat ini bibit alpukat hanya dapat diperoleh secara generatif (melalui biji) dan vegetatif (penyambungan pucuk/enten dan penyambungan mata/okulasi).
Dari ketiga cara itu, bibit yang diperoleh dari biji kurang menguntungkan karena tanaman lama berbuah (6-8 tahun) dan ada kemungkinan buah yang dihasilkan berbeda dengan induknya. Sedangkan bibit hasil okulasi maupun enten lebih cepat berbuah (1-4 tahun) dan buah yang didapatkannya mempunyai sifat yang sama dengan induknya.
Teknik Penyemaian Bibit
Penyambungan pucuk (enten)
Pohon utama digunakan untuk enten adalah tanaman yang sudah berumur 6-7 bulan atau mungkin juga telah berumur 1 tahun, tanaman yang berasal dari biji yang berasal dari buah yang sudah tua dan masak, tinggi 30 cm/kurang, dan jaringan penting di dasar tidak berkayu batang.
Sebagai cabang sambungannya digunakan ujung dahan yang masih muda dan berdiameter lebih kurang dari 0,7 cm. Dahan dipotong miring sesuai dengan celah yang ada di pohon-pohon sepanjang kurang lebih 10 cm, dan kemudian dimasukkan ke dalam celah pohon yang sisi pokok diikat/dibalut.
Bahan yang baik untuk mengikat adalah karet gelang, plastik, rafia/kain berlilin. Dan disarankan sebaiknya penyambungan pada pohon pokok dilakukan serendah mungkin supaya tidak dapat tunas pada tanaman pokok.
Enten-enten yang telah disambung diletakkan di tempat teduh, tidak berangin, dan lembab. Setiap hari tanaman disiram, dan untuk mencegah serangan penyakit tanaman harus disemprot dengan fungisida. Pada musim kemarau hama tungau putih sering menyerang, untuk itu sebaiknya dicegah dengan semprotan kelthane.
Bibit biasanya dapat dipindahkan ke kebun setelah usia 9-16 bulan, dan pemindahannya dilakukan pada saat permulaan musim hujan.
Penyambungan mata (okulasi)
Okulasi produksi bibit dilakukan di dasar pohon berusia 8-10 bulan. Sebagai mata yang akan dicangkokkan diambil dari dahan yang sehat, dengan usia kurang lebih 1 tahun, dan matanya tampak jelas. Waktu yang paling baik untuk menempel yaitu pada saat kulit batang semai mudah dilepaskan dari kayunya. Caranya adalah kulit pohon pokok disayat sepanjang 10 cm dan lebarnya 8 mm.
Kulit tersebut dilepaskan dari kayunya dan ditarik ke bawah lalu dipotong 6 cm. Selanjutnya memangkas mata dengan sedikit kayu dari cabang mata (enthout), kayu dilepaskan pelan tanpa merusak mata.
Kulit bermata dimasukkan di antara kulit dan kayu yang telah di sayat pada pohon pokok dan ditutup lagi, dengan catatan mata jangan sampai tertutup. Selanjutnya balut seluruhnya dengan pita plastik. Bila dalam 3-5 hari matanya masih hijau, berarti penempelan berhasil.
10-15 hari berikutnya setelah ditempelkan, tali plastik dibuka. Batang pohon pokok dikerat melintang sedalam setengah diameternya, kira-kira 5-7,5 cm di atas okulasi, dan dilengkungkan sehingga pertumbuhan mata dapat lebih cepat.
Setelah batang dari mata mencapai tinggi 1 m, bagian melengkung dari pohon pokok dipotong tepat di atas okulasi dan lukanya diratakan, kemudian ditutup dengan parafin yang telah dicairkan.
Pohon okulasi ini dapat dipindahkan ke kebun setelah usia 8-12 bulan dan pemindahan yang paling baik adalah pada awal musim hujan. Dalam perbanyakan vegetatif yang perlu diperhatikan adalah untuk menjaga kelembaban udara tetap tinggi (+ 80%) dan suhu udara pada sambungan tidak boleh terlalu tinggi (antara 15-25°C).
Hal ini juga tidak harus dilakukan pada musim hujan berat dan terlalu banyak sinar matahari langsung. Benih yang berupa sambungan perlu disiram secara teratur dan dipupuk 2 minggu sekali. Pemupukan bisa bersamaan dengan penyiraman, yaitu dengan melarutkan 1-1,5 g urea / NPK ke dalam 1 liter air.
Pupuk daun dapat juga diberikan pada dosis dianjurkan pada kemasan. Sedangkan pengendalian hama dan penyakit dilakukan hanya bila diperlukan.
Pengolahan Media Tanam
Lahan untuk tanaman alpukat harus dikerjakan dengan baik; harus bersih dari pepohonan, semak belukar, tunggul-tunggul bekas tanaman, serta batu-batu yang mengganggu. Selanjutnya lahan dicangkul dalam atau ditraktor, lalu dicangkul halus 2-3 kali. Pengerjaan lahan sebaiknya dilakukan saat musim kering sehingga penanaman nantinya dapat dilakukan pada awal atau saat musim hujan.
Teknik Penanaman
Pola Penanaman
Pola tanam alpukat harus dilakukan dalam kombinasi variasi yang berbeda. Hal ini mengingat bahwa sebagian besar varietas tidak bisa melakukan penyerbukan sendiri, kecuali varietas ijo panjang yang memiliki tipe bunga A. Ada 2 tipe bunga dari beberapa varietas alpukat di Indonesia, yaitu tipe A dan tipe B. Varietas yang diklasifikasikan sebagai tipe A bunga berwarna hijau panjang, bulat hijau, merah panjang, bulat merah, cutecub, butler, benuk, dickinson, puebla, tangguh, dan hass.
Sementara yang diklasifikasikan sebagai tipe B adalah Collinson, itszamma, winslowsaon, fuerte, lyon, Nabal, Ganter dan ratu. Penyerbukan silang hanya terjadi antara dua jenis bunga. Oleh karena itu, penanaman alpukat dalam negeri yang harus dikombinasikan antara varietas dengan tipe bunga A dan tipe B yang menarik sehingga bunga penyerbukan bunga saling menyerbuki satu sama lain.
Pembuatan Lubang Tanam
Tanah digali dengan ukuran panjang, lebar, dan tinggi masing-masing 75 cm. Lubang tersebut dibiarkan terbuka selama lebih kurang 2 minggu.
Tanah bagian atas dan bawah dipisahkan.
Lubang tanam ditutup kembali dengan posisi seperti semula. Tanah bagian atas dicampur dulu dengan 20 kg pupuk kandang sebelum dimasukkan ke
dalam lubang.
Lubang tanam yang telah tertutup kembali diberi ajir untuk memindahkan mengingat letak lubang tanam.
Cara Penanaman
Waktu penanaman yang tepat adalah pada awal musim hujan dan tanah yang ada dalam lubang tanam tidak lagi mengalami penurunan. Hal yang perlu diperhatikan adalah tanah yang ada dalam lubang tanam harus lebih tinggi dari tanah sekitarnya. Hal ini untuk menghindari tergenangnya air bila disirami atau turun hujan.
Langkah-langkah penanaman adalah sebagai berikut :
Lubang tanam yang telah ditutup, digali lagi dengan ukuran sebesar wadah bibit.
Bibit dikeluarkan dari keranjang atau polibag dengan menyayatnya agar gumpalan tanah tetap utuh.
Bibit beserta tanah yang masih menggumpal dimasukkan dalam lubang setinggi leher batang, lalu ditimbun dan diikatkan ke ajir.
Setiap bibit sebaiknya diberi naungan untuk menghindari sinar matahari secara langsung, terpaan angin, maupun siraman air hujan. Naungan tersebut dibuat miring dengan bagian yang tinggi di sebelah timur.
Peneduh ini berfungsi sampai tumbuh tunas-tunas baru atau lebih kurang 2-3 minggu.
Pemeliharaan Tanaman
Penyiangan
Gulma tumbuh di sekitar tanaman karena di tempat itu ada banyak nutrisi. Selain saingan dalam memperoleh makanan, gulma juga tempat berkembang biak hama dan penyakit. Oleh karena itu, agar tanaman dapat tumbuh dengan baik, gulma harus disiangi (dicabut) secara teratur.
Penggemburan Tanah
Tanah disiram setiap hari tentu akan lebih padat dan udara di dalamnya kurang dan semakin sedikit. Akibatnya, akar tanaman tidak dapat menyerap nutrisi secara bebas. Untuk menghindari hal ini, tanah di sekitar tanaman perlu digemburkan dengan hati-hati sehingga akar tidak putus.
Pengairan
Bibit baru ditanam memerlukan banyak air, sehingga penyiraman harus dilakukan setiap hari. Waktu yang tepat untuk penyiraman adalah pada pagi/sore hari, dan jika hujan turun tidak perlu disiram lagi.
Pemangkasan Tanaman
Pemangkasan hanya dilakukan di cabang-cabang yang tumbuh terlalu ketat atau ranting yang mati. Pemangkasan dilakukan secara hati-hati agar luka bekas pemangkasan terhindar dari infeksi penyakit dan luka bekas pemangkasan sebaiknya diberi fungisida/penutup luka.
Pemupukan
Dalam budidaya alpukat usahakan mempunyai program pemupukan yang baik dan teratur. Mengingat sistem akar tanaman alpukat, khususnya akar rambutnya, dan pertumbuhan hanya sedikit kurang luas, pupuk harus diberikan agak sering dengan dosis kecil. Jumlah pupuk yang diberikan tergantung pada umur tanaman.
Ketika program pemupukan tahunan menggunakan urea (45% N), TSP (50% P), dan KCl (60% K) maka untuk tanaman usia muda (1-4 tahun) diberikan urea, TSP, dan KCl masing-masing 0 , 27-1,1 kg/pohon, 0,5-1 kg/pohon dan 0,2-0,83 kg/pohon. Untuk kehidupan produksi tanaman (5 tahun) diberikan urea, TSP, dan KCl masing-masing dari 2,22-3,55 kg/pohon, 3,2 kg/pohon, dan 4 kg/pohon. Pupuk harus diberikan empat kali setahun.
Mengingat tanaman alpukat memiliki sedikit akar rambut, pupuk harus ditempatkan sedekat mungkin dengan akar. Caranya dengan menanamkan pupuk ke dalam lubang sedalam 30-40 cm, di mana lubang tersebut dibuat tepat di bawah tepi tajuk tanaman, melingkari tanaman.
Hama Dan Penyakit
Hama pada Daun
Ulat kipat (Cricula trisfenestrata Helf)
Ciri : Panjang tubuh 6 cm, berwarna hitam bercak-bercak putih dan dipenuhi rambut putih. Kepala dan ekor berwarna merah menyala.
Gejala: Daun-daun tidak utuh dan terdapat bekas gigitan. Pada serangan yang hebat, daun habis sama sekali tetapi tanaman tidak akan mati, dan terlihat kepompong bergelantungan.
Pengendalian: Menggunakan insektisida yang mengandung bahan aktif monokrotofos atau Sipermetein, misal Cymbush 50 EC dengan dosis 1-3 cc/liter atau Azodrin 15 WSC dengan dosis 2-3 cc/liter.
Ulat kupu-kupu gajah (Attacus atlas L)
Ciri : Sayap kupu-kupu dapat mencapai ukuran 25 cm dengan warna coklat kemerahan dan segitiga tansparan. Ulat berwarna hijau tertutup tepung putih, panjang 15 cm dan mempunyai duri yang berdaging. Pupa terdapat di dalam kepompong yang berwarna coklat.
Gejala : Sama dengan gejala serangan ulat kipat, tetapi kepompong tidak bergelantungan melainkan terdapat di antara daun.
Pengendalian : Sama dengan pemberantasan ulat kipat.
Penyakit
Antraknosa
Penyebab : Jamur Colletotrichum gloeosporioides (Penz.) sacc. Yang mempunyai miselium berwarna cokleat hijau sampai hitam kelabu dan sporanya berwarna jingga.
Gejala : Penyakit ini menyerang semua bagian tanaman, kecuali akar. Bagian yang terinfeksi berwarna cokelat karat, kemudian daun, bunga, buah/cabang tanaman yang terserang akan gugur.
Pengendalian : Pemangkasan ranting dan cabang yang mati. Penelitian buah dilakukan agak awal (sudah tua tapi belum matang). Dapat juga disemprot dengan fungisida yang berbahan aktif maneb seperti pada Velimex 80 WP. Fungisida ini diberikan 2 minggu sebelum pemetikan dengan dosis 2-2,5 gram/liter.
Bercak daun atau bercak cokelat
Penyebab : cercospora purpurea Cke./dikenal juga dengan Pseudocercospora purpurea (Cke.) Derghton. Jamur ini berwarna gelap dan menyukai tempat lembab.
Gejala : bercak cokelat muda dengan tepi cokelat tua di permukaan daun atau buah. Bila cuaca lembab, bercak cokelat berubah menjadi bintik-bintik
kelabu. Bila dibiarkan, lama-kelamaan akan menjadi lubang yang dapat dimasuki organisme lain.
Pengendalian : Penyemprotan fungisida Masalgin 50 WP yang mengandung benomyl, dengan dosis 1-2 gram/liter atau dapat juga dengan mengoleskan bubur Bordeaux.
Panen
Ciri dan Umur Panen
Ciri-ciri buah yang sudah tua tetapi belum masak adalah :
Warna kulit tua tetapi belum menjadi cokelat/merah dan

Resep membuat Pilus Kentang


Kentang merupakan salah satu pangan utama dunia setelah padi, gandum, dan jagung. Kentang dapat digunakan sebagai sumber karbohidrat dan mempunyai potensi dalam program diversifikasi pangan. Kentang sangat digemari hampir semua orang, bahkan dibeberapa daerah ada yang menjadikannya sebagai makanan pokok. Selain itu kentang juga banyak mengandung vitamin B, C, dan sejumlah vitamin A. Kentang selain dimanfaatkan sebagai sayuran dapat juga diolah menjadi makanan ringan seperti keripik, ceriping, dodol, donat, dan perkedel.

Tetapi kelemahan dari kentang yaitu mengandung banyak air sehingga apabila diolah menjadi panganan lain perlu teknologi khusus untuk mengolahnya supaya menjadi tahan lama disimpan. Seperti kita ketahui bahwa kentang termasuk kedalam katagoriproduk [B]agroindustri[/B] yang eksklusif sehingga untuk memasarkannya perlu dilakukan sortasi dan grading. Sortasi dan grading pada umbi kentang merupakan tahapan kedua yang dilakukan dalam proses penanganan pasca panen. Setelah umbi kentang dicuci, umbi kentang selanjutnya disortasi. Pada proses ini dilakukan pemisahan terhadap umbi yang baik dan sehat, yaitu umbi yang tidak cacat dan tidak terserang hama ataupun penyakit. Kegiatan ini dapat mencegah penularan penyakit dari umbi yang sakit atau rusak ke umbi yang sehat.

Setelah disortasi, umbi kentang yang sehat dikelompokkan menurut ukuran besar umbi atau beratnya, varietas, dan tingkat ketuaan umbi. Hasil grading adalah kentang dengan kelas mutu I, II, III, dan IV. Grading bisa dilakukan bersamaan dengan sortasi. Menurut Setiadi Surya Fitri N (1993), kentang varietas French Fries dapat dikelompokkan kedalam 4 kelas mutu menurut ukuran beratnya, yaitu:

Kelas mutu I               : berat antara 250-400 g

Kelas II                       : berat antara 100-250 g

Kelas III                      : berat antara 60-100 g

Kelas IV                      : berat antara 30-60 g

Sedangkan menurut SNI-01-3175-1992 umbi kentang segar dikelompokkan kedalam 3 mutu yaitu mutu I, II, dan III. Untuk kelas dibawahnya biasanya dijual kepasar tradisional atau dijual murah.Salah satu kelebihan dalam proses pengolahan pilus adalah dapat menggunakan kentang yang sudah tidak berkelas, sehingga harga jualnya pilus kentang ini cukup bisa bersaing dipasar atau ditoko oleh-oleh menjadi makanan khas daerah-daerah yang memang produsen kentang seperti Wonosobo, Garut, Pangalengan, dan wilayah lainnya

[IMG]/images/bbppl-piluskentang1.jpg[/IMG]Pilus merupakan salah satu makanan ringan gurih renyahyang banyak disukai oleh anak-anak hingga orang dewasa. [B]P[/B][B]ilus kentang[/B] adalah pilus yang menggunakan bahan dasar kentang dan bahan-bahanseperti tepung sagu, telur dan lain-lain yang merupakan bahan tambahan. Rasa pilus ini sebetulnya bisa disesuaikan dengan kesukaan konsumen seperti rasa manis, asin, pedas, rasa kari, rasa rendang, rasa bumbu sate, dan lain sebagainya.

Panganan kecil tersebut sering dikonsumsi disaat-saat santaidan merupakan makanan wajib bagi para pecinta sepak bola. Produk snack pilus di Indonesia banyak dilakoni oleh industri kecil dan beberapa adalah pengusaha kelas kakap. Usaha memproduksi cemilan pilus masih memiliki pangsa pasar yang cukup bagus, meskipun usaha ini telah digeluti oleh banyak pemain.

Bahan dan Alat:

Pembuatan pilus boleh dibilang cukup sederhana. Bahan-bahan yang diperlukan antara lain: pasta kentang (1/2 kg), tepung terigu atau tepung sagu (1/4kg), telur (3butir), air, garam, perasa makanan, minyak goreng, dan juga bahan tambahan misalnya keju. Alat-alat yang dibutuhkan: wadah untuk mencampur dan mengulek adonan,  kompor, sendok, ayakan dan juga penggorengan.

Cara pembuatan:
Kukus kentang kemudian kupas kulitnya setelah itu ulek kentang sampai halus dan jadilah pasta kentang. Kocok telur bersama garam dan bumbu, kemudian tuangkan secara perlahan tepung yang dipakai bersama bahan tambahan misalnya keju parut, uleni hingga menjadi adonan yang tercampur rata. Bila masih terlalu padat, tambahkan sedikit air. Setelah itu panaskan minyak sayur. Bentuk adonan bulat-bulat kecil atau berbentuk silinder dengan telapak tangan. Jika ingin cepat, cetak bentuk adonan dengan menggunakan ayakan atau dipress dengan jaring. Goreng bahan pilus hingga menjadi matang dan mengapung. Angkat dan tiriskan, pilus pun siap dikonsumi.Untuk menghindari minyak yang berlebihan setelah digoreng maka hendaknya setelah matang pilus diangkat dengan serok kemudian diamkan diatas serok sampai agak dingin, baru taruh diatas tisu dan kemas sesuai kebutuhan. Beri label yang menarik konsumen untuk mengkonsumsinya.   

Cara Membuat Emping Kubis


Kubis, kol, kobis, atau kobis bulat adalah nama yang diberikan untuk tumbuhan sayuran daun yang populer. Tumbuhan dengan nama ilmiah  untuk dimakan. Daun ini tersusun sangat rapat membentuk bulatan atau bulatan pipih, yang disebut krop, kop atau kepala (capitata) Kubis berasal dari Eropa Selatan dan Eropa Barat. Kubis memiliki ciri khas membentuk krop. Warna kubis putih, putih kehijauan dan ungu. Kubis biasa dimasak sebagaui sup, campuran gado gado, pelengkap soto dan salad, dan juga dapat dubuat emping kubis.

Sebagaimana suku kubis-kubisan lain, kubis mengandung sejumlah senyawa yang dapat merangsang pembentukan gas dalam lambung sehingga menimbulkan rasa kembung (zat-zat goiterogen). Daun kubis juga mengandung kelompok yang menyebabkan rasa agak pahit. Kubis segar mengandung air, protein, lemak, karbohidrat, serat, kalsium, fosfor, besi, natrium, kalium, vitamin (A, C, E, tiamin, riboflavin, nicotinamide), kalsium, dan beta karoten. Selain itu, juga mengandung senyawa sianohidroksibutena (CHB), sulforafan yang merangsang pembentukan glutation, suatu enzim yang bekerja dengan cara menguraikan dan membuang zat-zat beracun yang beredar di dalam tubuh. Tingginya kandungan vitamin C dalam kubis dapat mencegah timbulnya skorbut ([I]scurvy[/I]). Adanya zat antosianin menyebabkan warna kubis dapat berubah menjadi merah. Kandungan zat aktifnya, sulforafan dan histidine dapat menghambat pertumbuhan tumor, mencegah kanker kolon, dan rektum, detoksikasi senyawa kimia berbahaya, seperti kobalt, nikel dan tembaga yang berlebihan di dalam tubuh, serta meningkatkan daya tahan tubuh untuk melawan kanker. Kandungan asam amino dalam sulfurnya, juga berkhasiat menurunkan kadar kolesterol yang tinggi, penenang saraf, dan membangkitkan semangat. Kubis memiliki vitamin C & E yang cukup tinggi sebagai antioksidan untuk melawan radikal bebas, menghancurkan sel jahat dan membuang racun dalam tubuh kita. Kubis memiliki bau yang khas yang disebabkan oleh komponen sulfur berupa senyawa fitokimia atau indol. Indol dapat menghambat hormon estrogen sehingga memicu peningkatan produksi enzim yang dapat menghalangi pertumbuhan sel kanker baru. Jadi sangat baik untuk mencegah kanker payudara. Kubis mengandung isothiocyanate yang dapat menghancurkan sel tumor dan sulforaphane yang dapat menstimulasi produksi enzim glutathione yang bekerja memindahkan toksin dari kolon dan membuang dari tubuh sebelum toksin merusak sel.

Kubis dapat  disimpan dalam bentuk kering daun atau dapat juga dibuat emping kubis,  untuk produk kering berupa emping  dapat dipilih kubis yang berwarna putih, begitu juga kubis untuk  diolah menjadi sauerkrut dan kimchee. Mutu olahan yang baik akan diperoleh apabila pengolahan dilakukan segera setelah dipanen.

Emping adalah sejenis keripik yang biasa dibuat dari buah melinjo yang telah tua, produk hasil olahan pertanian ini harganya cukup menjanjikankarena makanan camilan ini banyak disukai remaja masa kini. Bentuk olahan emping ini dapat dogolongkan sebagai emping tipis dan emping tebal, emping tipis dipipihkan beberapakali sampai cukup tipis ( tebal 0,5-1,5 mm) dan bila kering diupayakan tidak remuk, dan emping tebal dibuat dengan pemipihan sekedar mengurangi ketebalan dari ketebalan butiran utuhnya. Emping yang bermutu tinggi  adalah emping yang tipis sehingga kelihatan agak bening kekuningan dengan diameter seragam, kering sehingga dapat digoreng langsung. Emping dengan yang bermutu lebih rendah mempunyai ciri-ciri; lebih tebal, dia meter kurang seragam, dan kadang-kadang masih harus dijemur sebelum digoreng.

Emping dapat ditambahkan bumbu-bumbu sesuai selera, misalnya asin, pedas, gurih, manis dan ditambahkan irisan daun bawang atau ditambahkan bumbu-bumbu lain.  Bahan-bahan yang biasa diolah menjadi emping selain melinjo yaitu singkong dan ubi kayu, jagung karena banyak mengandung pati. Namun dari  komoditas sayuran kubis juga dapat dibuat emping  dengan menambahkan rekatan agar dapat dibentuk dan dipipihkan, dan dikeringkan menjadi semacam produk emping kubis.

Salah satu cara membuat emping kubis yaitu persiapan alat dan bahan.  Alat dan bahan  pembuatan emping kubis  adalah  :  baskom, saringan  dari anyaman bamboo, talenan, pisau, blender, pengaduk, tampah, panci, wajan, kompor, timbangan, plastik  PP dan silinder.

Olahan emping kubis merupakan alternatif olahan kubis yang mempunyai nilai jual, diversifikasi olahan kubis, memperpanjang masa simpan dan meningkatkan pendapatan jika diupayakan secara komersial. Selamat Mencoba.Bahan : kubis usia panen  ¼ kg  yang telah dibuang tulang-tulangnya, tepung tapioka/kanji ¼ kg dibagi menjadi 2 bagian, tepung  mazena  3 sendok makan, tepung terigu secukupnya (siapkan aja ¼ kg), telur ayam 1 butir, garam dan air  200 cc secukupnya untuk memblender. Cara membuat emping jagung adalah siapkan daun kubis yang sehat,  warna putih  segar dan tidak busuk ¼ kg, siapkan bahan tambahan :  tepung mazena 3 sdm, tepung tapioca/ kanji ¼ kg, telur ayam 1 butir, tepung terigu siapkan ¼ kg, kubis dicuci dengan membuka lembaran daun kubisnya, serta dibuang empela/tulang, kubis dirajang tipis-tipis agar mudah dalam pemblenderan, rebus rajangan kubis selama 10 menit, tiriskan  dengan saringan  cuci  sambil diperas, blender daun kubis  dengan tambahkan air 200 cc, blender  hingga menjadi bubur, buang  airnya 150 cc, kocok telur, dan masukan  dengan Bubur kubis ditambahkan tepung maizena  dan sebagian   tepung kanji dari ¼ kg( separuhnya tepung tapioca/ kanji), masak adonan hingga mengental, setelah itu angkat, tambahkan sisa tepung tapioca/kanji dan aduk-aduk hingga rata dan agar lebih kalis tambahkan, terigu  sedikit-demi sedikit  hingga adonan tidak lengket ditangan/kalis, untuk menyeragamkan kepingan emping, adonanan dibentuk bulat kecil-kecil  menyerupai kelereng dan besarnya  seragam agar diperoleh lempengan yang seragam, susun emping kubis diatas tampah dan jemur hingga kering  air  kadar 12% ( dengan ciri) emping gemersik dan  mudah dipatahkan/bunyi klik .
Sumber: http://www.bbpp-lembang.info

Budidaya Jarum Tiram Yang menjanjikan


Secara alami [B]jamur kayu[/B] tumbuh pada batang-batang kayu yang sedang mengadakan pelapukan atau yang telah melapuk. Sebagai organisme yang tidak berklorofil [B]jamur[/B] mengambil nutrisi yang siap diserap yang berasal dari selulosa batang yang jadi tempat hidupnya.
Secara umum [B]jamur tiram[/B] putih membutuhkan [B]serbuk gergaji[/B] untuk jamur yang dibudidayakan secara modern sebagai media utama yang dicampur dengan elemen tambahan Komposisi media tanam jamur tiram putih yang umum digunakan adalah terdiri dari serbuk gergaji, dedak halus, kapur, TSP, gips, dan air.

Adapun peran masing-masing bahan tersebut adalah:
a. Dedak halus, sebagai sumber karbohidrat, sumber karbon dan nitrogen, juga sebagai sumber vitamin B kompleks.
b. Kapur, untuk menetralkan pH media dan mencegah adanya jasad pengganggu.
c. TSP, penyedia unsur fosfor.
d. Gips, penyedia unsur Ca dan memperkokoh media tanam.
e. Air, sumber hara dan pencampur bahan-bahan media.
Pemeliharaan jamur tiram sangat praktis dan sederhana, yaitu dengan cara menciptakan dan menjaga kondisi lingkungan pemeliharaan ([I]cultivation[/I]) yang memenuhi syarat pertumbuhan jamur tiram. Langkah-langkah pemeliharaan atau penanaman jamur tiram meliputi persiapan sarana produksi dan tahapan budidaya.

[B]B. Persiapan Sarana Produksi[/B]
1. Bangunan
Bangunan jamur sederhana dapat dibuat dari kerangka kayu (bambu) beratap daun rumbia, anyaman bambu atau anyaman jerami padi. Ukuran kumbung yang ideal adalah 84 m persegi (panjang 12 m dan lebar 7 m) dan tinggi 3,5 m. Bentuk kumbung bisa bervariasi, bisa mirip gembong kereta api atau seperti rumah. Pada umumnya ruangan atau bangunan jamur terdiri dari beberapa ruangan lagi, diantaranya:
• Ruang persiapan
Ruang persiapan adalah ruangan yang berfungsi untuk melakukan kegiatan pengayakan, Pencampuran, Pewadahan, dan Sterilisasi.
• Ruang Inokulasi:
Ruang Inokulasi adalah ruangan yang berfungsi untuk menanam pada media tanam, ruang ini harus mudah dibersihkan, tidak banyak ventilasi untuk menghindari kontaminasi (adanya mikroba lain).
• Ruang Inkubasi :
Ruangan ini memiliki fungsi untuk menumbuhkan miselium jamur pada media tanam yang sudah di inokulasi ([I]Spawning[/I]). Kondisi ruangan diatur pada suhu 22 - 28oC dengan kelembaban 60 – 80%, ruangan ini dilengkapi dengan rak-rak inkubasi untuk menempatkan media tanam dalam kantong plastik yang sudah di inokulasi.
• Ruang Penanaman :
Ruang penanaman ([I]growing[/I]) digunakan untuk menumbuhkan jamur. Ruangan ini dilengkapi juga dengan rak-rak penanaman dan alat penyemprot / pengabut. Pengabutan berfungsi untuk menyiram dan mengatur suhu pada kondisi optimal 16 - 22oC dengan kelembaban 80 - 90%.

[IMG]/images/oyster4.jpg[/IMG]oyster4

2. Peralatan
Peralatan yang digunakan pada budidaya jamur diantaranya, Mixer, cangkul, sekop, filler, botol, boiler, gerobak dorong, sendok bibit, centong.

3. Bahan-bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam budidaya jamur tiram adalah Serbuk kayu, bekatul (dedak), kapur (CaCO3), gips (CaSO4), tepung jagung (biji-bijan), glukosa, kantong plastik, karet, kapas, cincin plastik.

[B]C. Tahapan Budidaya Jamur Tiram[/B]
Beberapa tahapan dalam budidaya jamur tiram yang perlu diperhatikan, yaitu:
1. Persiapan Bahan
Bahan yang harus dipersiapkan diantaranya serbuk gergaji, bekatul, kapur, gips, tepung jagung, dan glukosa.
Ini adalah salah satu contoh formulasi yang sering digunakan petani jamur tiram.
Formulasi Serbuk kayu (Kg) Tepung jagung (Kg) Bekatul (Kg) Gips (Kg) Kapur (Kg)
I 100 - 15 1 5
II 100 5 5 0.5 2.5
III 100 10 10 0.5 2.5
IV 100 10 10 1 5

2. Pengayakan
Serbuk kayu yang diperoleh dari penggergajian mempunyai tingkat keseragaman yang kurang baik, hal ini berakibat tingkat pertumbuhan miselia kurang merata dan kurang baik. Mengatasi hal tersebut maka serbuk gergaji perlu di ayak. Ukuran ayakan sama dengan untuk mengayak pasir (ram ayam), pengayakan harus mempergunakan masker karena dalam serbuk gergaji banyak tercampur debu dan pasir.

3. Pencampuran
Bahan-bahan yang telah ditimbang sesuai dengan kebutuhan dicampur dengan serbuk gergaji selanjutnya disiram dengan air sekitar 50 – 60 % atau kita kepal serbuk tersebut apabila menggumpal dan tidak keluar air berarti sudah cukup pemberian airnya.

4. Pengomposan
Pengomposan adalah proses pelapukan bahan yang dilakukan dengan cara membumbun campuran serbuk gergaji kemudian menutupinya dengan plastik selama 1 – 2 hari, pengomposan yang baik ditandai dengan kenaikan suhu menjadi 50oC dengan tingkat keasaman pH 6 – 7.

5. Sterilisasi
Sterilisasi dilakukan dengan mempergunakan alat stereilizer yang bertujuan menginaktifkan mikroba, bakteri, kapang, maupun khamir yang dapat mengganggu pertumbuhan jamur yang ditanam. Sterilisasi dilakukan pada suhu 80 – 90oC selama 12 jam.

6. Pembungkusan ( pembuatan Baglog )
Pembungkusan menggunakan plastik [I]polipropilen[/I] (PP) dengan ukuran yang dibutuhkan, cara membungkus yaitu dengan memasukkan ke dalam plastik kemudian dipukul sampai padat dengan botol atau menggunakan filler (alat pemadat) kemudian disimpan.

7. Inokulasi ( Pemberian bibit )
Inokulasi adalah kegiatan memasukan bibit jamur ke dalam media jamur yang telah disterilisasi. Baglog yang sudah disimpan kemudian kita ambil dan dibubuhi bibit diatasnya dengan mempergunakan sendok bibit sekitar + 3 sendok makan kemudian diikat dengan karet dan ditutup dengan kapas. Bibit yang baik yaitu:
a. Varitas unggul
b. Umur bibit optimal 45 – 60 hari
c. Warna bibit merata
d. Tidak terkontaminasi

8. Inkubasi ( masa pertumbuhan miselium )
Inkubasi dilakukan dengan cara menyimpan di ruangan inkubasi dengan kondisi tertentu. Inkubasi dilakukan hingga seluruh media berwarna putih merata, biasanya media akan tampak putih merata antara 40 – 60 hari.

9. Panen
Panen dilakukan setelah pertumbuhan jamur mencapai tingkat yang optimal, pemanenan ini biasanya dilakukan 5 hari setelah tumbuh calon jamur. Pemanenan sebaiknya dilakukan pada pagi hari untuk mempertahankan kesegarannya dan mempermudah pemasaran.
Sumber: www.bbpp-lembang.info

Budidaya Salak Pondoh

1.SEJARAH SINGKAT
Tanaman salak merupakan salah satu tanaman buah yang disukai dan mempunyai prospek baik untuk diusahakan. Daerah asal nya tidak jelas, tetapi diduga dari Thailand, Malaysia dan Indonesia. Ada pula yang mengatakan bahwa tanaman salak (Salacca edulis) berasal dari Pulau Jawa. Pada masa penjajahan biji-biji salak dibawa oleh para saudagar hingga menyebar ke seluruh Indonesia, bahkan sampai ke Filipina, Malaysia, Brunei dan Muangthai.
2. JENIS TANAMAN
Di dunia ini dikenal salak liar, seperti Salacca dransfieldiana JP Mo-gea; S. magnifera JP Mogea; S. minuta; S. multiflora dan S. romosiana. Selain salak liar itu, masih dikenal salak liar lainnya seperti Salacca rumphili Wallich ex. Blume yang juga disebut S. wallichiana, C. Martus yang disebut rakum / kumbar (populer di Thailand) sebagai pembuat masam segar pada masakan. Kumbar ini tidak berduri, bunganya berumah 2 (dioeciious). Salak termasuk famili: Palmae (palem-paleman), monokotil, daun-daunnya panjang dengan urat utama kuat seperti pada kelapa yang disebut lidi. Seluruh bagian daunnya berduri tajam Batangnya pendek, lama-kelamaan meninggi sampai 3 m atau lebih, akhirnya roboh tidak mampu membawa beban mahkota daun terlalu berat (tidak sebanding dengan batangnya yang kecil). Banyak varietas salak yang bisa tumbuh di Indonesi. Ada yang masih muda sudah terasa manis, Varietas unggul yang telah dilepas oleh pemerintah untuk dikembangkan ialah: salak pondoh, swaru, nglumut, enrekang, gula batu (Bali), dan lain-lain. Sebenarnya jenis salak yang ada di Indonesia ada 3 perbedaan yang menyolok, yakni: salak Jawa Salacca zalacca (Gaertner) Voss yang berbiji 2-3 butir, salak Bali Slacca amboinensis (Becc) Mogea yang berbiji 1- 2 butir, dan salak Padang Sidempuan Salacca sumatrana (Becc) yang berdaging merah. Jenis salak itu mempunyai nilai komersial yang tinggi.
3. MANFAAT TANAMAN
Buah salak hanya dimakan segar atau dibuat manisan dan asinan. Pada saat ini manisan salak dibuat beserta kulitnya, tanpa dikupas. Batangnya tidak dapat digunakan untuk bahan bangunan atau kayu bakar. Buah matang disajikan sebagai buah meja. Buah segar yang diperdagangkan biasanya masih dalam tandan atau telah dilepas (petilan). Buah salak yang dipetik pada bulan ke 4 atau ke 5 biasanya untuk dibuat manisan.
4. SENTRA PENANAMAN
Tanaman salak banyak terdapat di DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, D.I. Yogyakarta, Jawa Timur, Sumatera Utara, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Maluku, Bali, NTB dan Kalimantan Barat.
5. SYARAT PERTUMBUHAN
5.1. Iklim
  1. Tanaman ssalak sesuai bila ditanam di daerah berzona iklim Aa bcd, Babc dan Cbc. A berarti jumlah bulan basah tinggi (11-12 bulan/tahun), B: 8-10 bulan/tahun dan C : 5-7 bulan/tahun.
  2. Salak akan tumbuh dengan baik di daerah dengan curah hujan rata-rata per tahun 200-400 mm/bulan. Curah hujan rata-rata bulanan lebih dari 100 mm sudah tergolong dalam bulan basah. Berarti salak membutuhkan tingkat kebasahan atau kelembaban yang tinggi.
  3. Tanaman salak tidak tahan terhadap sinar matahari penuh (100%), tetapi cukup 50-70%, karena itu diperlukan adanya tanaman peneduh.
  4. Suhu yang paling baik antara 20-30°C. Salak membutuhkan kelembaban tinggi, tetapi tidak tahan genangan air.
5.2. Tanah
  1. Tanaman salak menyukai tanah yang subur, gembur dan lembab.
  2. Derajat keasaman tanah (pH) yang cocok untuk budidaya salak adalah 4,5 - 7,5.
Kebun salak tidak tahan dengan genangan air. Untuk pertumbuhannya membutuhkan kelembaban tinggi.
5.3. Ketinggian Tempat
Tanaman salak tumbuh pada ketinggian tempat 100-500 m dpl.
6. PEDOMAN BUDIDAYA
6.1. Pembibitan
Salah satu faktor yang perlu diperhatikan dalam mengusahakan tanaman salak adalah penggunaan bibit unggul dan bermutu. Tanaman salak merupakan tanaman tahunan, karena itu kesalahan dalam pemakaian bibit akan berakibat buruk dalam pengusahaannya, walaupun diberi perlakuan kultur teknis yang baik tidak akan memberikan hasil yang diinginkan, sehingga modal yang dikeluarkan tidak akan kembali karena adanya kerugian dalam usaha tani. Untuk menghindari masalah tersebut, perlu dilakukan cara pembibitan salak yang baik. Pembibitan salak dapat berasal dari biji (generatif) atau dari anakan (vegetatif). Pembibitan secara generatif adalah pembibitan dengan menggunakan biji yang baik diperoleh dari pohon induk yang mempunyai sifat-sifat baik, yaitu: cepat berbuah, berbuah sepanjang tahun, hasil buah banyak dan seragam, pertumbuhan tanaman baik, tahan terhadap serangan hama dan penyakit serta pengaruh lingkungan yang kurang menguntungkan.
Keuntungan perbanyakan bibit secara generatif:
  1. dapat dikerjakan dengan mudah dan murah
  2. diperoleh bibit yang banyak
  3. tanaman yang dihasilkan tumbuh lebih sehat dan hidup lebih lama
  4. untuk transportasi biji dan penyimpanan benih lebih mudah
  5. tanaman yang dihasilkan mempunyai perakaran kuat sehingga tahan rebah dan kekeringan
  6. memungkinkan diadakan perbaikan sifat dalam bentuk persilangan.
Kekurangan perbanyakan secara generatif:
  1. kualitas buah yang dihasilkan tidak persis sama dengan pohon induk karena mungkin terjadi penyerbukan silang
  2. agak sulit diketahui apakah bibit yang dihasilkan jantan atau betina.
    1. Persyaratan Bibit : Untuk mendapatkan bibit yang baik harus dilakukan seleksi terhadap biji yang akan dijadikan benih. Syarat-syarat biji yang akan dijadikan benih :
      1. Biji berasal dari pohon induk yang memenuhi syarat.
      2. Buah yang akan diambil bijinya harus di petik pada waktu cukup umur.
      3. Mempunyai daya tumbuh minimal 85 %.
      4. Besar ukuran biji seragam dan tidak cacat.
      5. Biji sehat tidak terserang hama dan penyakit.
      6. Benih murni dan tidak tercampur dengan kotoran lain.
    2. Penyiapan Bibit
      1. Bibit dari Biji:
        1. Biji salak dibersihkan dari sisa-sisa daging buah yang masih melekat.
        2. Rendam dalam air bersih selama 24 jam, kemudian dicuci.
      2. Bibit dari Anakan:
        1. Pilih anakan yang baik dan berasal dari induk yang baik
        2. Siapkan potongan bambu, kemudian diisi dengan media tanah
    3. Teknik Penyemaian Bibit
      1. Bibit dari Biji:
        1. Biji salak yang telah direndam dan dicuci, masukkan kedalam kantong plastik yang sudah dilubangi (karung goni basah), lalu diletakkan di tempat teduh dan lembab sampai kecambah berumur 20-30 hari
        2. Satu bulan kemudian diberi pupuk Urea, TSP dan KCl, masing-masing 5 gram, tiap 2-3 minggu sekali
        3. Agar kelembabannya terjaga, lakukan penyiraman setiap hari
      2. Bibit dari Anakan dengan pesemaian bak kayu:
        1. Buat bak kayu dengan ukuran tinggi 25 cm, lebar dan panjang disesuaikan dengan kebutuhan
        2. Diisi dengan tanah subur dan gembur setebal 15-20 cm
        3. Diatas tanah diiisi pasir setebal 5-10 cm
        4. Arah pesemaian Utara Selatan dan diberi naungan menghadap ke Timur
        5. Benih direndam dalam larutan hormon seperti Atonik selama 1 jam, konsentrasi larutan 0,01-0,02 cc/liter air
        6. Tanam biji pada bak pesemaian dengan jarak 10 x 10 cm
        7. Arah biji dibenamkan dengan posisi tegak, miring/rebah dengan mata tunas berada dibawah
    4. Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian : Untuk pembibitan dari biji, media pembibitan adalah polybag dengan ukuran 20 x 25 cm yang diisi dengan tanah campur pupuk kandang dengan perbandingan 2:1. Setelah bibit atau kecambah berumur 20-30 hari baru bibit dipindahkan ke polibag. Pembibitan dengan sistem anakan, bambu diletakkan tepat di bawah anakan salak, kemudian disiram setiap hari. Setelah 1 bulan akar telah tumbuh dan anakan dipisahkan dari induknya, kemudian ditanam dalam polybag. Pupuk Urea, TSP, KCl diberikan 1 bulan sekali sebanyak 1 sendok teh.
    5. Pemindahan Bibit : Untuk bibit dari biji, setelah bibit salak berumur 4 bulan baru dipindahkan ke lahan pertanian. Untuk persemaian dari anakan, setelah 6 bulan bibit baru bisa dipindahkan ke lapangan.
6.2. Pengolahan Lahan
  1. Persiapan : Penetapan areal untuk perkebunan salak harus memperhatikan faktor kemudahan transportasi dan sumber air.
  2. Pembukaan Lahan :
    1. Membongkar tanaman yang tidak diperlukan dan mematikan alang-alang serta menghilangkan rumput-rumput liar dan perdu dari areal tanam.
    2. Membajak tanah untuk menghilangkan bongkahan tanah yang terlalu besar.
6.3. Teknik Penanaman
  1. Pembuatan Lubang Tanam : Lubang tanam dibuat dengan ukuran 30 x 30 x 30 cm dengan jarak tanam 1 x 4 m; 2 x 2 m atau 1,5 x 2,5 m. Ukuran lubang dapat juga dibuat 50 x 50 x 40 cm, dengan jarak antar 2 x 4 m atau 3 x 4 m. Setiap lubang diberi pupuk kandang yang telah jadi sebanyak 10 kg.
  2. Cara Penanaman : Biji ditanam langsung dalam lubang sebanyak 3- 4 biji per lubang. Sebulan kemudian biji mulai tumbuh
  3. Lain-lain : Untuk menghindari sinar matahari penuh, tanaman salak ditanam di bawah tanaman peneduh seperti tanaman kelapa, durian, lamptoro dan sebagainya. Apabila lahan masih belum ada tanaman peneduh, dapat ditanam tanaman peneduh sementara seperti tanaman pisang. Jarak tanam pohon peneduh disesuaikan menurut ukuran luas tajuk misalnya kelapa ditanam dengan jarak 10 x 10 m, durian 12 x 12 m dan lamtoro 12 x 12 m.
6.4. Pemeliharaan Tanaman
Setelah selesai ditanam, tanaman salak perlu dipelihara dengan benar dan teratur sehingga diperoleh produksi kebin yang baik dan produktif. Pemeliharaan ini dilakukan sampai berakhirnya masa produksi tanaman salak.
  1. Penjarangan dan Penyulaman : Untuk memperoleh buah yang berukuran besar, maka bila tandan sudah mulai rapat perlu dilakukan penjarangan. Biasanya penjarangan dilakukan pada bulan ke 4 atau ke 5. Penyulaman dilakukan pada tanaman muda atau yang baru ditanam, tetapi mati atau pertumbuhannya kurang bagus atau kerdil, atau misalnya terlalu banyak tanaman betinanya. Untuk keperluan penyulaman kita perlu tanaman cadangan (biasanya perlu disediakan 10%) dari jumlah keseluruhan, yang seumur dengan tanaman lainnya. Awal musim hujan sangat tepat untuk melakukan penyulaman. Tanaman cadangan dipindahkan dengan cara putaran, yaitu mengikutsertakan sebagian tanah yang menutupi daerah perakarannya. Sewaktu membongkar tanaman, bagian pangkal serta tanahnya kita bungkus dengan plastik agar akar-akar di bagian dalam terlindung dari kerusakan, dilakukan dengan hati-hati.
  2. Penyiangan : Penyiangan adalah membuang dan memebersihan rumput-rumput atau tanaman pengganggu lainnya yang tumbuh di kebun salak. Tanaman pengganggu yang lazim di sebut gulma ini bila tidak diberantas akan menjadi pesaing bagi tanaman salak dalam memperebutkan unsur hara dan air. Penyiangan pertama dilakukan pada saat tanaman berumur 2 bulan setelah bibit ditanam, penyiangan berikutnya dilakukan tiap 3 bulan sekali sampai tanaman berumur setahun. Setelah itu penyiangan cukup dilakukan setiap 6 bulan sekali atau 2 kali dalam satu tahun, dilakukan pada awal dan akhir musim penghujan.
  3. Pembubunan : Sambil melakukan penyiangan, dilakukan pula penggemburan dan pembumbunan tanah ke pokok tanaman salak. Hal ini dilakukan untuk menghemat ongkos kerja juga untuk efisiensi perawatan. Tanah yang digemburkan dicangkul membentuk gundukan atau bumbunan yang berfungsi untuk menguatkan akar dan batang tanaman salak pada tempatnya. Bumbunan jangan sampai merusak parit yang ada.
  4. Perempalan dan Pemangkasan : Daun-daun yang sudah tua dan tidak bermanfaat harus dipangkas. Juga daun yang terlalu rimbun atau rusak diserang hama. Tunas-tunas yang terlalu banyak harus dijarangkan, terutama mendekati saat-saat tanaman berbuah (perempalan). Dengan pemangkasan, rumpun tanaman salak tidak terlalu rimbun sehingga kebun yang lembab serta pengap akibat sirkulasi udara yang kurang lancar diperbaiki. Pemangkasan juga membantu penyebaran makanan agar tidak hanya ke daun atau bagian vegetatif saja, melainkan juga ke bunga, buah atau bagian generatif secara seimbang.
    Pemangkasan dilakukan setiap 2 bulan sekali, tetapi pada saat mendekati masa berbunga atau berbuah pemangkasan kita lakukan lebih sering, yaitu 1 bulan 1 kali.Apabila dalam rumpun salak terdapat beberapa anakan, lakukanlah pengurangan anakan menjelang tanaman berbuah. Satu rumpun salak cukup kita sisakan 1 atau 2 anakan. Jumlah anakan maksimal 3-4 buah pada 1 rumpun. Bila lebih dari itu anakan akan mengganggu produktivitas tanaman. Pemangkasan daun salak sebaiknya sampai pada pangkal pelepahnya. Jangan hanya memotong setengah atau sebagian daun, sebab bagian yang disisakan sebenarnya sudah tidak ada gunanya bagi tanaman. Pemangkasan pada saat lewat panen harus tetap dilakuakan. Alat pangkas sebaiknya menggunakan golok atau gergaji yang tajam. Pemangkasan yang dilaksanakan pada waktu dan cara yang tepat akan membantu tanaman tumbuh baik dan optimal.
  5. Pemupukan : Semua bahan yang diberikan pada tanaman dengan tujuan memberi tambahan unsur hara untuk memperbaiki pertumbuhan dan produksi tanaman disebut pupuk. Ada pupuk yang diberikan melalui daerah perakaran tanaman (pupuk akar). Pupuk yang diberikan dengan cara penyemprotan lewat daun tanaman (pupuk daun). Jenis pupuk ada 2 macam: pupuk organik dan anorganik. Pupuk organik adalah pupuk kandang, pupuk hijau, kompos, abu tanaman, tepung darah dan sebagainya. Pupuk anorganik adalah: Ure, TSP, Kcl, ZA, NPK Hidrasil, Gandasil, Super Fosfat, Bay folan, Green Zit, dan sebagainya. Pupuk organik yang sering diberikan ke tanaman salak adalah pupuk kandang. Umur tanaman :
    1. 0-12 bulan (1 x sebulan): Pupuk kandang 1000, Urea 5 gram, TSP 5 gram, KCl 5 gram.
    2. 12-24 bulan (1 x 2 bulan): Urea 10 gram, TSP 10 gram, KCl 10 gram.
    3. 24-36 bulan (1 x 3 bulan): Urea 15 gram, TSP 15 gram, KCl 15 gram.
    4. 36–dst (1 x 6 bulan): Urea 20 gram, TSP 20 gram, KCl 20 gram.
  6. Pengairan dan Penyiraman : Air hujan adalah siraman alami bagi tanaman, tetapi sulit untuk mengatur air hujan agar sesuai dengan yang dibutuhkan tanaman. Air hujan sebagian besar akan hilang lewat penguapan, perkolasi dan aliran permukaan. Sebagian kecil saja yang tertahan di daerah perakaran, air yang tersisa ini sering tidak memenuhi kebutuhan tanaman. Dalam budidaya salak, selama pertumbuhan, kebutuhan akan air harus tercukupi, untuk itu kita perlu memberi air dengan waktu, cara dan jumlah yang sesuai.
  7. Pemeliharaan Lain : Setelah ditanam di kebun kita buatkan penopang dari bambu atau kayu untuk menjaga agar tanaman tidak roboh.
7. HAMA DAN PENYAKIT
7.1. Hama
  1. Kutu wol /putih (Cerataphis sp.) : Hama ini bersembunyi di sela-sela buah.
  2. Kumbang penggerek tunas (Omotemnus sp..)
  3. Kumbang penggerek batang :
    • Menyerang ujung daun yang masih muda (paling muda), kemudian akan masuk ke dalam batang. Hal ini tidak menyebabkan kematian tanaman, tetapi akan tumbuh anakan yang banyak di dalam batang tersebut.
    • Pengendalian: dimatikan atau dengan cara meneteskan larutan insektisida (Diazenon) dengan dosis 2 cc per liter pada ujung daun yang terserang atau dengan cara menyemprot. Dalam hal ini diusahakan insektisida dapat masuk ke dalam bekas lubang yang digerek. Memasukkan kawat yang ujungnya lancip ke dalam lubang yang dibuat kumbang hingga mengenai hama.
  4. Babi hutan, tupai, tikus dan luwak
    • Pengendalian:
      1. untuk memberantas babi hutan, dilaksanakan dengan penembakan khusus, atau memagari kebun salak dengan salak-salak jantan yang rapat. Akan lebih baik lagi kalau memagari kebun salak dengan kawat berduri;
      2. untuk memberantas Tikus, digunakan Zink phosphit, klerat dan lain-lain;
      3. untuk memberantas Luwak dan Tupai, dapat digunakan umpan buah pisang yang dimasuki Furadan 3 G. Caranya: buah pisang dibelah, kurang lebih 0,5 gram Furadan dimasukkan ke dalamnya, kemudian buah pisang tersebut dijahit dan dijadikan umpan.
7.2. Penyakit
  1. Penyakit yang sering menyerang salak adalah sebangsa cendawan putih,
    • Gejala: busuknya buah. Buah yang terserang penyakit ini kualitasnya jadi menurun, karena warna kulit salak jadi tidak menarik.
    • Pengendalian: mengurangi kelembaban tanah, yaitu mengurangi pohon-pohon pelindung.
  2. Noda hitam :
    • Penyebab: cendawan Pestalotia sp.
    • Gejala: adanya bercak-bercakhitam pada daun salak.
  3. Busuk merah (pink) :
    • Penyebab: cendawan Corticium salmonicolor.
    • Gejala: adanya pembusukan pada buah dan batang.
    • Pengendalian: tanaman yang sakit dan daun yang terserang harus dipotong dan dibakar di tempat tertentu.
7.3. Gulma
Di beberapa tempat di Pulau Jawa, lahan salak dibangun di bekas persawahan. Sehingga otomatis gulma yang merajai kebun adalah gulma-gulma yang biasa terdapat di sawah. Karena lahan sawah yang biasa tergenang air dikeringkan dan dibumbun tanahnya maka gulma yang mampu bertahan adalah gulma berdaun sempit dan tumbuh menjalar yang sedikit sekali terdapat di sawah. Gulma yang berbatang kurus tegak, berdaun panjang yang umumnya di persawahan kurang mampu bertahan. Itulah sebabnya mengapa gulma di lahan bekas persawahan relatif lebih sedikit. Pengendalian secara manual dengan dikored atau dicangkul pun sudah memadai. Pemberantasan gulma secara kimia di kebun-kebun salak belum lazim dilaksanakan. Untuk lahan yang tidak seberapa luas, para petani masih menggunakan cara manual (mencabuti rumput-rumputan dengan tangan, dikored atau dicangkul). Bila lahan salak cukup luas, serta baru dibuka, gulma yang terdapat tentu banyak sekali dan sulit diberantas hanya dengan cara manual. Untuk situasi seperti ini perlu menggunakan herbisida, sebab biaya tenaga kerja relatif murah dan hasilnya lebih cepat. Reaksi bahan kimia dalam membunuh tanaman liar juga sangat cepat. Herbisida memiliki pengruh negatif, sebab racun yang dikandungnya dapat membahayakan mahluk hidup lain termasuk ternak dan manusia. Herbisida yang akan digunakan perlu sesuai dengan jenis gulma yang akan diberantas. Pilihan yang kurang tepat akan memboroskan biaya. Gulma dari golongan rumput-rumputan dapat dibasmi dengan herbisida Gramoxone, Gesapas, Basta atau Diuron. Dari golongan teki-tekian dapat diberantas dengan Goal. Alang-alang dapat dibasmi dengan Round-up atau Sun-up. Sedangkan tanaman yang berdaun lebar dapat diatasi dengan Fernimine. Ada juga herbisida yang dapat memberantas beberapa jenis gulma.
8. PANEN
Mutu buah salak yang baik diperoleh bila pemanenan dilakukan pada tingkat kemasakan yang baik. Buah salak yang belum masak, bila dipungut akan terasa sepet dan tidak manis. Maka pemanenan dilakukan dengancara petik pilih, disinilah letak kesukarannya. Jadi kita harus benar-benar tahu buah salak yang sudah tua tetapi belum masak.
  1. Ciri dan Umur Panen : Buah salak dapat dipanen setelah matang benar di pohon, biasanya berumur 6 bulan setelah bunga mekar (anthesis). Hal ditandai oleh sisik yang telah jarang, warna kulit buah merah kehitaman atau kuning tua, dan bulu-bulunya telah hilang. Ujung kulit buah (bagian buah yang meruncing) terasa lunak bila ditekan. Tanda buah yang sudah tua, menurut sumber lain adalah: warnanya mengkilat (klimis), bila dipetik mudah terlepas dari tangkai buah dan beraroma salak.
  2. Cara Panen Cara memanen: karena buah salak masaknya tidak serempak, maka dilakukan petik pilih. Yang perlu diperhatikan dalam pemetikan apakah buah salak tersebut akan disimpan lama atau segera dimakan. Bila akan disimpan lama pemetikan dilakukan pada saat buah salak tua (Jawa: gemadung), jadi jangan terlalu tua dipohon. Buah salak yang masir tidak tahan lama disimpan. Pemanenan buah dilakukan dengan cara memotong tangkai tandannya.
  3. Periode Panen : Tanaman salak dalam masa panennya terdapat 4 musim:
    1. Panen raya pada bulan Nopember, Desember dan Januari
    2. Panen sedang pada bulan Mei, Juni dan Juli
    3. Panen kecil pada bulan-bulan Pebruari, Maret dan April.
    4. Masa kosong/istirahat pada bulan-bulan Agustus, September dan Oktober. Bila pada bulan-bulan ini ada buah salak maka dinamakan buah slandren. Menurut sumber lain panen besar buah salak adalah antara bulan Oktober - Januari.
  4. Prakiraan Produksi : Dalam budidaya tanaman salak, hasil yang dapat dicapai dalam satu musim tanam adalah 15 ton per hektar.
9. PASCAPANEN
Seperti buah-buahan lainnya, buah salak mudah rusak dan tidak tahan lama. Kerusakan ditandai dengan bau busuk dan daging buah menjadi lembek serta berwarna kecoklat-coklatan. Setelah dipetik buah salak masih meneruskan proses hidupnya berupa proses fisiologi (perubahan warna, pernafasan, proses biokimia dan perombakan fungsional dengan adanya pembusukan oleh jasad renik). Sehingga buah salak tidak dapat disimpan lama dalam keadaan segar, maka diperlukan penanganan pascapanen.
9.1. Pengumpulan : Gudang pengumpulan berfungsi sebagai tempat penerima buah salak yang berasal dari petani atau kebun. Dalam gudang pengumpulan ini dilakukan: sortasi, grading dan pengemasan.
9.2. Penyortiran dan Penggolongan : Sortasi/pemilihan bertujuan untuk memilih buah yang baik, tidak cacat, dan layak ekspor. uga bertujuan untuk membersihkan buah-buah dari berbagai bahan yang tidak berguna seperti tangkai, ranting dan kotoran. Bahan-bahan tersebut dipotong dengan pisau, sabit, gunting pangkas tajam tidak berkarat sehinga tidak menimbulkan kerusakan pada buah. Grading/penggolongan bertujuan untuk:
  1. mendapat hasil buah yang seragam (ukuran dan kualitas)
  2. mempermudah penyusunan dalam wadah/peti/alat kemas
  3. mendapatkan harga yang lebih tinggi
  4. merangsang minat untuk membeli
  5. agar perhitungannya lebih mudah
  6. untuk menaksir pendapatan sementara.
Penggolongan ini dapat berdasarkan pada : berat, besar, bentuk, rupa, warna, corak, bebas dari penyakit dan ada tidaknya cacat/luka. Semua itu dimasukkan kedalam kelas dan golongan sendiri-sendiri.
  1. Salak mutu AA (betul-betul super, kekuningan, 1kg= 12 buah)
  2. Salak mutu AB (tidak terlalu besar, tidak terlalu kecil, dan sehat)
  3. Salak mutu C (untuk manisan, 1kg = 25 - 30 buah)
  4. Salak mutu BS (busuk atau 1/2 pecah), tidak dijual.
9.3. Pengemasan dan Pengangkutan
Tujuan pengemasan adalah untuk melindungi buah salak dari kerusakan, mempermudah dalam penyusunan, baik dalam pengangkutan maupun dalam gudang penyimpanan dan untuk mempermudah perhitungan. Ada pengemasan untuk buah segar dan untuk manisan salak. Pengemasan untuk buah segar:
  1. alat pengemas harus berlubang
  2. harus kuat, agar buah salak terlindung tekanan dari luar
  3. dapat diangkut dengan mudah
  4. ukuran pengemas harus disesuaikan dengan jumlah buah.
Pengemasan untuk manisan salak: dikemas dalam kaleng yang ditutup rapat yang telah dipastursasi sehingga semua mikroba seperti jamur, ragi, bakteri dan enzim dapat mati dan tidak akan menimbulkan proses pembusukan. Untuk manisan yang dikeringkan, umumnya dikemas dalam plastik. Pengangkutan merupakan mata rantai penting dalam penanganan, penyimpanan dan distribusi buah-buahan. Syarat-syarat pengangkutan untuk buah-buahan:
  1. a) Pengangkutan harus dilakukan dengan cepat dan tepat.
  2. b) Pengemasan dan kondisi pengangkutan yang tepat untuk menjamin terjaganya mutu yang tinggi.
  3. d) Harapan adanya keuntungan yang cukup dengan menggunakan fasilitas pengangkutan yang memadai.
10. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA TANAMAN
10.1 Analisis Usaha Budidaya
Prakiraan anilisis budidaya salak dengan luas lahan 1 ha selama masa produksi 5 tahun di daerah Jawa Barat tahun 1999.
  1. Biaya produksi
    1. Bibit
      • Bibit salak 2.000 pohon/ha @ Rp 15.000,- Rp. 30.000.000,-
    2. Pupuk
      • Pupuk kandang 20 ton @ Rp. 150.000,- Rp. 3.000.000,-
      • Urea tahun ke-1, 150 kg @ Rp. 1.500,- Rp. 225.000,-
      • Urea tahun ke-2, 150 kg Rp. 225.000,-
      • Urea tahun ke-3, 150 kg Rp. 225.000,-
      • Urea tahun ke-4, 100 kg Rp. 150.000,-
      • Urea tahun ke-5, 100 kg Rp. 150.000,-
      • TSP tahun ke-1, 150 kg @ Rp.1.800,- Rp. 270.000,-
      • TSP tahun ke-2, 150 kg Rp. 270.000,-
      • TSP tahun ke-3, 150 kg Rp. 270.000,-
      • TSP tahun ke-4, 100 kg Rp. 180.000,-
      • TSP tahun ke-5, 100 kg Rp. 180.000,-
      • KCl tahun ke-1, 150 kg @ Rp. 1.650,- Rp. 247.500,-
      • KCl tahun ke-2, 150 kg Rp. 247.500,-
      • KCl tahun ke-3, 150 kg Rp. 247.500,-
      • KCl tahun ke-4, 100 kg Rp. 165.000,-
      • KCl tahun ke-5, 100 kg Rp. 165.000,-
    3. Obat dan pestisida : tahun ke-1 s.d. tahun ke-5 Rp. 500.000,-
    4. Peralatan Rp. 600.000,-
    5. Tenaga kerja
      • Penanaman Rp. 700.000,-
      • Pengolahan tanah Rp. 1.400.000,-
      • Penyulaman Rp. 105.000,-
      • Penyiangan: tahun ke-1 s.d. tahun ke-5 Rp. 315.000,-
      • Pemangkasan tahun ke-1 s.d. tahun ke-5 Rp. 210.000,-
      • Pemberantasan hama/penyakit tahun ke-1 s.d. th ke-5 Rp. 210.000,-
      • Pemupukan tahun ke-1 s.d. tahun ke-5 Rp. 420.000,-
      • Panen dan pascapanen tahun ke-2 Rp. 525.000,-
      • Panen dan pascapanen tahun ke-3 Rp. 700.000,-
      • Panen dan pascapanen tahun ke-4 Rp. 700.000,-
      • Panen dan pascapanen tahun ke-5 Rp. 875.000,-
    6. Jumlah biaya produksi selama 5 tahun Rp. 43.477.500,-
  2. Pendapatan
    1. Produksi tahun ke-2 rata-rata 1 kg/pohon @ Rp. 4.250,- Rp. 8.500.000,-
    2. Produksi tahun ke-3 rata-rata 1,5 kg/pohon Rp. 12.750.000,-
    3. Produksi tahun ke-4 rata-rata 1,5 kg/pohon Rp. 12.750.000,-
    4. Produksi tahun ke-2 rata-rata 2 kg/pohon Rp. 17.000,000,-
    5. Jumlah pendapatan selama 5 tahun Rp. 51.000.000,-
  3. Keuntungan
    1. Keuntungan dalam 5 tahun Rp. 7.522.500,-
    2. Keuntungan rata-rata per tahun Rp. 1.504.500,-
  4. Parameter kelayakan usaha : 1. B/C ratio = 1,17
10.2. Analisis Agrobisnis
Sebagai tanaman asli Indonesia salak mempunyai masa depan yang cerah untuk dikembangkan baik untuk memenuhi pasaran lokal ataupun pasaran luar negeri. Di Indonesia produksi buah ini mengalami peningkatan yang tajam dari tahun 1983- 1987. Bila di tahun 1983 produksinya hanya 52.014 ton dan menurun sedikit di tahun 1984 menjadi 46.456 ton, maka tahun-tahun berikutnya produksi buah salak melonjak dengan sangat pesat. Produksi tahun 1987 tiga kali lipat lebih banyak dari produksi tahun 1983. Akan tetapi, produksi pada tahun 1988 dan tahun 1989 mengalami penurunan. Data pada tabel di bawah ini.
11. STANDAR PRODUKSI
11.1. Ruang Lingkup
Standar ini meliputi syarat mutu, cara pengujian mutu, cara pengambilan contoh dan cara pengemasan salak.
11.2. Diskripsi
Salak adalah buah dari tanamn salak (Salacca adulia Reinw) dalam keadaan cukup tua, utuh, segar dan bersih. Standar mutu salak di Indonesia tercantum dalam Standar Nasional Indonesia SNI 01-3167-1992.
11.3. Klasifikasi dan Standar Mutu
Jenis mutu salak dalam tiga ukuran, yaitu ukuran besar, sedang dan kecil. Berdasarkan berat, masing-masing digolongkan menjadi dua jenis mutu yaitu Mutu I dan Mutu II, ukuran besar, berat 61 gram atau lebih per buah, ukuran sedang, berat 33 – 60 gram per buah dan ukuran kecil, berat 32 gram atau kurang per buah.
  1. Tingkat Ketuaan: mutu I seragam tua, mutu II tidak terlalu matang, cara uji organoleptik
  2. Kekerasan: mutu I keras, mutu II keras, cara uji organoleptik
  3. Kerusakan Kulit Buah: mutu I kulit buah utuh, mutu II utuh , cara uji Organoleptik
  4. Ukuran: mutu I seragam, mutu II seragam, cara uji SP-SMP-310-1981
  5. Busuk (bobot/bobot) : mutu I 1%, mutu II 1 %, cara uji SP-SMP-311-1981
  6. Kotoran: mutu I bebas, mutu II bebas, cara uji organoleptik
11.4. Pengambilan Contoh
1) Salak Dalam Kemasan
Contoh diambil secara acak dari jumlah kemasan seperti terlihat d bawah ini. Dari setiap kemasan diambil contoh sebanyak 2 kg dari bagian atas,tengah dan bawah. Contoh tersebut diacak bertingkat (stratified random sampling) sampai diperoleh minimum 2 kg untuk dianalisa.
  1. Jumlah kemasan dalam partai (lot): s/d100, contoh yang diambil 5.
  2. Jumlah kemasan dalam partai (lot): 101-300 contoh yang diambil 7.
  3. Jumlah kemasan dalam partai (lot): 301-500 contoh yang diambil 9.
  4. Jumlah kemasan dalam partai (lot): 501-1000 contoh yang diambil 10.
  5. Jumlah kemasan dalam partai (lot) >1000 contoh yang diambil min 15.
2) Salak dalam Curah (in bulk)
Contoh diambil secara acak sesuai dengqan jumlah berat total seperti terlihat di bawah ini. Contoh-contoh tersebut yang diambil bagian atas, tengah, bawah serta berbagai sudut dicampur, kemudian diacak bertingkat (stratified random sampling) sampai diperoleh minimum 2 kg untuk dianalisa.
  1. Jumlah berat lot (kg): < 200, contoh yang diambil <10 .="." li="li">
  2. Jumlah berat lot (kg): 201–500, contoh yang diambil 20.
  3. Jumlah berat lot (kg): 501–1000, contoh yang diambil 30.
  4. Jumlah berat lot (kg): 1.001–5.000, contoh yang diambil 60.
  5. Jumlah berat lot (kg): > 5.000, contoh yang diambil min. 100.
11.5. Pengemasan
Salak dikemas dalam besek, keranjang bambu, peti kayu ataupun kemasan lain yang sesuai dengan berat bersih maksimum 40 kg. Daun kering, kertas atau bahan lain dapat dipakai sebagai penyekat. Isi dari kemasan tidak melebihi tutupnya Dibagian luar keranjang/kemasan diberi label yang bertuliskan antara lain :
  1. Nama barang
  2. Jenis mutu
  3. Nama/kode perusahaan/eksportir
  4. Golongan ukuran
  5. Berat bersih
  6. Produksi Indonesia
  7. Negara/tempat tujuan
  8. Daerah asal

Budidaya Anggrek Hitan

Anggrek Hitam merupakan jenis anggrek epifit dan simpodial (pertumbuhan batang terbatas), dimana anggrek ini merupakan maskot bagi Provinsi Kalimantan Tengah. Anggrek ini pernah meraih juara pertama dari Ibu Negara RI “Ibu Tien Soeharto” pada Pameran Anggrek Nasional di Jakarta pada tahun 1976. Anggrek ini memiliki bentuk, warna, aroma yang sangat menarik. Kelebihan lainnya adalah rajin berbunga dan aroma bunga yang khas, namun memerlukan kondisi yang relatif lembab.

Kelopak bunganya berwarna hijau pupus dan lidah bunga yang berwarna hitam sungguh menampilkan sosok bunga anggrek yang eksotis, apalagi jika kita menjumpai sosok anggrek berbunga indah ini tepat di habitatnya, yaitu di jantung hutan Kalimantan Tengah. Warna hitam pada lidah bunga Anggrek Hitam merupakan pembawa sifat hitam yang langka, sehingga dapat menjadi sumber pembawa sifat warna hitam yang di butuhkan oleh para ahli pemuliaan tanaman untuk menghasilkan silangan baru dengan corak warna bunga yang menarik. Secara umum taksonomi anggrek hitam adalah sebagai berikut:

Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas: Liliidae
Ordo: Orchidales
Famili: Orchidaceae (suku anggrek-anggrekan)
Genus: Coelogyne
Spesies: Coelogyne pandurata

Kerabat Dekat: Anggrek Mutiara (Coelogyne asperata), Anggrek coklat (Coelogyne verrucosa)











Ekologi dan Syarat Tumbuh

Anggrek hitam merupakan anggrek epifit yang hidupnya menumpang pada tanaman inang. Penyebaran marga tanaman ini adalah Kalimantan dan Sumatera, dengan habitat hidup di pohon-pohon tua dekat sungai di hutan primer (kelembaban relatif tinggi). Tanaman ini tumbuh di dataran rendah maupun daerah pegunungan (dipertocarpt) dengan ketinggian 1.000-1.500 dpl. Kelembaban nisbi (RH) yang diperlukan untuk anggrek berkisar antara 60–85%.

Perbanyakan Tanaman

Anggrek hitam dapat diperbanyak secara vegetatif dan generatif. Perbanyakan secara vegetatif dapat dilakukan dengan cara memisahkan anakan. Sedangkan perbanyakan secara generatif hanya bisa dilakukan secara laboratories.

a. Pembuatan Media Tanam

Tanaman ini dapat tumbuh di media sabut kelapa, pakis dan serbuk gergaji, namun media yang paling sesuai adalah serbuk gergaji karena menyerupai habitat asli tumbuh tanaman ini. Serbuk gergaji terlebih dahulu direndam dengan air selama ± 24 jam untuk menghilangkan getah yang melekat di serbuk gergaji, kemudian di beri larutan fungisida agar terhindar dari serangan jamur.

b. Pemupukan

Pemupukan diberikan sesuai umur tanaman dan dilakukan 2x dalam satu minggu. Pemupukan sebaiknya dilakukan pagi hari (06.00–07.00) atau sore hari (16.00– 18.00. Bila menggunakan pupuk berbentuk cair, semprotkan ke permukaan bawah daun, batang lalu ke akar. Jenis pupuk untuk anggrek hitam muda, pilih yang banyak mengandung unsur N untuk merangsang pertumbuhan vegetatif. Contohnya : Dekastar 22-8-4 , Vitabloom 30-10-10 atau GandasilD20-15-15. Jenis pupuk untuk anggrek dewasa, untuk merangsang pembungaan, contohnya : Hyponex (biru) : 10-40–15, Gandasil B 6 – 20 – 30 atau Growmore (orange) 6–30–30

c. Penyiraman

Frekwensi penyiraman tergantung umur tanaman dan kelembaban media tanam. Anggrek muda disiram 2x perhari yaitu yaitu pagi hari ( 06.00 – 08.00 ) dan sore hari ( 16.00 – 18.00 ), sedangkan anggrek dewasa cukup disiram sekali sehari pada pagi hari. Penyiraman terbaik dgn cara spray, ditujukan ke media, batang dan daun. Hindari menyiram bunga karena akan menyebabkan cepat rontok. Penyiraman juga dapat menggunakan air bekas cucian beras dan bekas cucian ikan maupun daging Perhatian : kalo daun terlihat layu atau kuning, kemungkinan karena terlalu banyak disiram.

d. Pengendalian Hama dan Penyakit

Pengendalian hama maupun penyakit yang menyerang tanaman anggrek hitam tergantung intensitas serangan. Penggunaan insektisida,herbisida dan fungisida haruslah tepat dosis, tepat waktu dan tepat serangan.

e. Panen/Pasca Panen

Setiap anggrek hitam dewasa akan menghasilkan anakan baru dimana pseudobulbnya akan mengeluarkan tangkai bunga dengan panjang tangkai bunga 10-90 cm (tergantung kesuburan tanaman anggrek). Kelebihan lain anggrek hitam ini sangat rajin berbunga biasanya dalam sebulan dia akan berbunga 4-5 kali dalam sebulan dengan lama mekar bunga ±7 hari Budidaya anggrek hitam sangatlah mudah dan ramah lingkungan sehingga tidak memerlukan biaya yang tinggi. Dengan budidaya yang tepat tentunya anggrek hitam akan terus mengeluarkan bunga dengan aroma dan warna yang indah. Selamat mencoba